1. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kedisiplinan
Menurut Underwood, dalam bukunya Problems And Processes Discipline
Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi
tingkat kedisiplinan siswa suatu sekolah, diantaranya :
a. Tujuan dan
kemampuan
Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat
kedisiplinan siswa. Tujuan yang akan
dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi
kemampuan siswa. Hal ini berarti bahwa tujuan (pelajaran) yang dibebankan
kepada siswa harus sesuai dengan kemampuan siswa bersangkutan, agar belajar
sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. Akan tetapi, jika pelajaran
itu di luar kemampuannya atau jauh di bawah kemampuannya maka kesungguhan dan
kedisiplinan siswa rendah.
b. Teladan Guru
Teladan guru sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan siswa karena
guru dijadikan teladan dan panutan oleh para siswanya. Guru harus memberi
contoh yang baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan
teladan guru yang baik, kedisiplinan siswa pun akan ikut baik. Jika teladan
guru kurang baik (kurang berdisiplin), para siswa pun akan kurang disiplin.
Guru jangan mengharapkan kedisiplinan siswanya baik jika dia sendiri kurang
disiplin. Guru harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan diteladani
siswanya, Hal inilah yang mengharuskan guru mempunyai kedisiplinan yang baik
agar para siswa pun mempunyai disiplin yang baik pula.
c. Balas jasa
Balas jasa ikut mempengaruhi kedisiplinan siswa
karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan siswa terhadap
sekolah/pelajarannya. Jika kecintaan siswa semakin baik terhadap pelajaran,
kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. Untuk mewujudkan kedisiplinan siswa
yang baik, sekolah harus memberikan balas jasa yang sesuai. .
d. Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan
siswa, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan
minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar
kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman akan
merangsang terciptanya kedisiplinan siswa yang baik. Guru yang cakap dalam
mengajar selalu berusaha bersikap adil terhadap semua siswanya. Dengan keadilan
yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan harus
diterapkan dengan baik pada setiap sekolah supaya kedisiplinan siswa sekolah
baik pula
e. Waskat
Waskat (pengawasan melekat)
adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan siswa
sekolah. Dengan waskat berarti guru harus aktif dan langsung mengawasi
perilaku, moral, sikap, gairah belajar, dan prestasi belajar siswanya. Hal ini
berarti guru harus selalu ada/hadir di sekolah agar dapat mengawasi dan
memberikan petunjuk, jika ada siswanya yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan pelajarannya.
f. Sangsi atau Hukuman
Sanksi hukuman berperan penting
dalam memelihara kedisiplinan siswa. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat,
siswa akan semakin takut melanggar
peraturan-peraturan sekolah, sikap dan perilaku indispliner siswa akan
berkurang. Berat/ringannya sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut
mempengaruhi baik/buruknya kedisiplinan siswa. Sanksi hukuman harus ditetapkan
berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal dan diinformasikan secara jelas
kepada semua siswa. Sanksi hukuman seharusnya tidak terlalu ringan atau terlalu
berat supaya hukuman itu tetap mendidik siswa untuk mengubah perilakunya.
Sanksi hukuman hendaknya cukup wajar untuk setiap tingkatan yang indisiliner,
bersifat mendidik dan menjadi alat motivasi untuk memelihara kedisiplinan dalam
sekolah.
g. Ketegasan
Ketegasan guru dalam melakukan
tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan siswa sekolah. Guru harus berani dan
tegas, bertindak untuk menghukum setiap siswa yang indisipliner sesuai dengan
sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Guru yang berani bertindak tegas
menerapkan hukuman bagi siswa yang indisipliner akan disegani dan diakui
kedisiplinannya oleh siswa. Dengan demikian, guru akan dapat memelihara
kedisiplinan siswa sekolah. Sebaliknya apabila seorang guru kurang tegas atau
tidak menghukum siswa yang indisipliner, sulit baginya untuk memelihara
kedisiplinan siswanya, bahkan sikap indisipliner siswa semakin banyak karena
mereka beranggapan bahwa peraturan dan sanksi hukumannya tidak berlaku lagi.
Guru yang tidak tegas menindak atau menghukum siswa yang melanggar peraturan,
sebaiknya tidak usah membuat peraturan atau tata tertib pada sekolah tersebut.
Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama
siswa ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu sekolah.
Hubungan-hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct
single relationship, direct group arelationship dan cross relationship
hendaknya harmonis. Guru harus berusaha menciptakan suasana hubungan
kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal
diantara semua siswanya. Terciptanya human relationship yang serasi akan
mewujudkan lingkungan dan suasana belajar yang nyaman. Hal ini akan memotivasi
kedisiplinan yang baik pada sekolah. Jadi, kedisiplinan siswa akan tercipta
apabila hubungan kemanusiaan dalam sekolah tersebut baik.
terima kasih artikelnya sangat membantu, kebetulan kami juga bergerak di bidang pengembangan aplikasi khususnya untuk meningkatkan kedisiplinan anak, aplikasi kami berupa absensi fingerprint berbasis sms gateway terhubung langsung dengan HP orang tua, untuk lebih jelasnya silahkan hubungi website kami www.schoolmantic.com
BalasHapusAlamat bukunya lengkap apa ya
BalasHapusBuat tambahan catatan kaki dan daftar isi soalnya