Disiplin Menurut Para Ahli
===================
Berdasar
pada landasan teori yang digunakan oleh tim peneliti eksperimentasi
penggunaan disiplin siswa SLTP dan SLTA, terdapat 4 macam pengertian
disiplin :1
- Pengertian Disiplin secara umum, sebagaimana yang terdapat dalam kamus Webster:
"Behavior in accourdance with the rules (as of an arganization) promt and willing obedience to the orders of superiors. Systemtic, willing and purposeful attention to the performance of assigned tasks; arderly conduct".2
Kutipan
ini menunjukkan bahwa merupakan sikap mental yang mengandung kerelaan
mematuhi suatu ketentuan dan peraturan norma yang berlaku dalam tugas
dan tanggungjawab.
- Pengertian Disiplin ditinjau dari segi etika. Hal ini sebagaimana dirumuskan oleh John Macquarrie :
"Discipline has two related meaning. It may mean the maintenance of certain standard of conduct through the enforcement of them by appropriate penalties or it may mean the training of person so they will conduct themselves according to given standard".3
Dari
definisi di atas secara implisit terkandung tiga pengertian, yaitu
disiplin sebagi (1) suatu perbuatan, (2) suatu kemauan, dan disiplin
sebagai suatu (3) rangkaian pengaturan yang dimiliki tujuan tertentu
(sistem peraturan).
- Pengertian Disiplin dilihat dari segi psikologi. James Drever mengemukakan:
“Discipline originally synonymous with education in modern usage the root notion in control of conduct either by an external authority, or by the individual himself …at the same time training and discipline may be distinguished by restricting the letter to self initiated effort in performing a certain task, as distinct from merely going through its performance, in which case there may be some truth in the doctrine as regards discipline, in the sense of control”.4
Ditinjau
dari segi psikologis, berdasar pendapat Drever diatas, pengertian
disiplin pada mulanya diartikan sama dengan pendidikan (education) dan latihan (training).
Pengertian disiplin yang lebih kemudian menitikberatkan pada persoalan
pengendalian perbuatan. Pengendalian tersebut dapat terjadi karena ada
kekuatan baik yang berasal dari luar maupun dari dalam individu yang
bersangkutan.
Drever
membedakan pengertian disiplin dengan latihan dalam hal adanya usaha
yang dimulai dari individu yang bersangkutan untuk melakukan suatu tugas
dan bukan sekedar asal berbuat. Ini berarti seseorang dikatakan
berdisiplin kalau ia mampu mengendalikan tingkah lakunya, perbuatannya.
Kemampuan tersebut berasal dari subyek (individu) itu sendiri secara
otonom, sehingga dengan pengendalian tersebut ia mampu menyesuaikan
tingkah lakunya dengan patokan-patokan norma-norma yang ada diluar
subyek. Perlu ditegaskan di sini bahwa peraturan-peraturan yang
merupakan penjabaran norma-norma merupakan kekuatan pelaksanaan yang
mengarahkan tindakan, jadi bukan prinsip-prinsip yang memberi motivasi
yang ternanam dalam batin.
- Pengertian Disiplin ditinjau dari segi sosiologi. Secara sosiologis disiplin dibedakan menjadi dua macam : disiplin dari (self discipline) dan disiplin sosial (social discipline). Disiplin diri menurut Pratt Fairshild adalah :
“The ability of individual to direct his own behavior in accordance with his own needs and with accepted standards of conduct. Trough education, the individual has learned to regulate his own behavior from within in the main, rather than having entirely controlled from within in the main, rather than having entirely controlled from whithout”.5
Menurut
pendapat Pratt di atas, orang yang memiliki disiplin diri adalah mereka
yang mampu mengarahkan tingkah lakunya sendiri sesuai dengan kebutuhan
serta norma-norma (patokan tingkah laku) yang diterimanya. Melalui
pendidikan, individu belajar mengatur perbuatannya sendiri.
Itulah tadi beberapa Pengertian Disiplin Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.
1 Balitbang Dikbud dengan Pusat Pengembangan Inovasi dan Fakultas Filsafat UGM, op. cit. hal. 23-26.
2 A. Merriem Webster, Webster Third New International Dictionary BBG, (Massachusetts: Company Spingfield, tt), sebagaimana dikutip oleh Balitbang Dikbud, Ibid., hal.23.
3
John Macquarrie (ed), A Dictionarry of Christian Etnics (London: Pres
Ltd., 1967), sebagaimana dikutip oleh Balitbang Dikbud, hal. 24.
4 James Drever, A Dictionrry of Psychology, (Harmondwort Midlesex : Penguin Books Ltd., 1986), hal. 68.
5 Harry Partt Fairshild, Dictionarry of Sosciology (New Jersey : Little Field. Adam & Co.,1977), sebagaimana dikutip oleh Balitbang Dikbud, hal. 25.
Alhamdulillah ada manfaatnya bagi saya sebagai pengajar.
BalasHapus